Denganbegitu terciptalah kehidupan yang damai dan sejahtera. Apabila manusia sudah memiliki moral yang baik maka manusia akan mampu menciptakan hukum yang bermoral, yang bisa mewujudkan ketertiban, keadilan, dan kesejahteraan. perampokan dan lain sebagainya tidak akan terjadi. Dan apabila persoalan-persoalan tersebut tidak terjadi di
Latihan Soal Online - Latihan Soal SD - Latihan Soal SMP - Latihan Soal SMA Kategori Semua Soal ★ PTS IPS Tema 6 SD Kelas 6 / Soal no. 12 dari 15Akibat jika masyarakat tidak sejahtera yaitu … A. pemerintah jadi peduli B. meningkatnya kejahatan C. harga barang diturunkan D. masyarakat amanPilih jawaban kamu A B C D E Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12 Preview soal lainnya PPKn SMA Kelas 10 KD › Lihat soalApapun yang dilakukan pemerintah daerah haruslanh berdasarkan hukum yang berlaku. Pernyataan tersebut merupakan pengertian dari asas … _ A. tertib penyelenggaraan negaraB. kepentingan umumC. kepastian hukumD. keterbukaanE. proporsionalitas Sejarah Kelas XI IPA Semester 2 › Lihat soalNaskah proklamasi kemerdekaan dari Soekarno diketik oleh Sayuti Melik, dengan alasan…. a. agar tidak menimbulkan persepsi yang salah tentang teks proklamasi b. teks proklamasi Sokearno ada yang salah c. tidak dapat dibaca dengan mudah d. kertasnya sangat sederhana e. bahasanya kurang jelas Materi Latihan Soal LainnyaUSBN Matematika SD Kelas 6PTS Bahasa Indonesia Semester 1 Ganjil SD Kelas 5UH 1 PPKn SMP Kelas 9TIK SD Kelas 3Ujian PPKn SMP Kelas 7Masa Pra Aksara - IPS Bab 4 SMP Kelas 7Diagnostik IPS SMP Kelas 7PAI SMK Kelas 10Aqidah Ahlak MI Kelas 6Akuntansi Dagang - Ekonomi SMA Kelas 12 Tentang Soal Online adalah website yang berisi tentang latihan soal mulai dari soal SD / MI Sederajat, SMP / MTs sederajat, SMA / MA Sederajat hingga umum. Website ini hadir dalam rangka ikut berpartisipasi dalam misi mencerdaskan manusia Indonesia. dariitu, manusia berbeda dengan binatang yang hanya digerakkan oleh naluri. Manusia selain memiliki naluri, juga memiliki kesadaran (consciousness).6 Kesadaran harus melahirkan tindakan dalam keseluruhan proses tersebut, -sama menakar sumber daya yang mereka miliki, kemampuan dan kekurangan mereka, lalu menilai siapa dan berapa banyak pihak

Sumber / 30 July 2018 Inta Official Writer Sebagian dari kita pasti pernah mengalami kepahitan. Setiap pengalaman hidup yang kurang enak, seperti hubungan yang kurang baik antara orang tua dan kita, hubungan yang memalukan, merugikan, mencelakan, dan hal lainnya bisa menimbulkan akar pahit dalam diri kita. Tidak cuma pada dirinya sendiri, seringkali kepahitan juga melukai seseorang tanpa ada alasan yang dari kepahitan berarti menyediakan hati untuk dipenuhi oleh Roh Kudus. Berikut adalah alasan kenapa kita tidak boleh berlama-lama menyimpan kepahitan. 1. Kepahitan menjauhkan kita dari TuhanHubungan dengan Tuhan yang intim dan personal merupakan sumber kekuatan kita. Akar pahit bisa membentengi hubungan kita dengan Tuhan. Ketika menyimpan kepahitan, tanpa sadar kita juga melupakan pengharapan yang ada dalam diri sebab kepahitan mengarahkan fokus kita pada permasalahan, bukan pada Tuhan. Saat kita merasa kecewa pada Tuhan, teman, atau keluarga, ingatlah kalau Tuhan akan selalu bersama-sama dengan kita dalam keadaan apapun. Ayat dari Yesaya 4110 akan menguatkan hati kita saat mengalami kepahitan, "Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa kemenangan." 2. Kepahitan mengasingkan kita dengan orang lainAda waktu dimana kita kehilangan kepercayaan pada orang lain karena merasa pernah dikecewakan. Setiap akar pahit yang tertanam dalam kita tanpa sengaja menjauhkan banyak orang disekitar kita. Akhirnya, mereka mulai lelah dan menyerah pada sikap kita tersebut dan meninggalkan kita sendirian. Seperti Tuhan, orang-orang disekitar pun mengasihi kita. Adanya satu orang yang menyakiti kita nggak berarti kalau orang yang lainnya akan ikut menyakiti kita. Mereka, bahkan orang yang menyebabkan akar pahit dalam diri bukanlah musuh utama kita, melainkan si iblis yang memberikan pembenaran tentang menyimpan akar pahit dalam diri kita. keputusasaan dan kepahitan merupakan dua cara yang sering dipakai oleh iblis untuk menjauhkan kita dengan juga Cerdas Emosional Penting Untuk Bangun Hubungan Yang Baik, Ini 5 Sikapnya3. Kepahitan membuat kita bingung mengenai siapa diri kita yang senenarnyaKita bukanlah pribadi yang kasar dan jahat. Orang percaya bukanlah pribadi yang suka menjatuhkan orang lahin dan menolak hal-hal baik dalam kehidupan. Kepahitan sering membawa kita pada perjalanan yang lebih jauh menuju Tuhan, bahkan menyesatkan kita. Hal ini seperti kita menyadari kalau ada kerikil kecil dalam sepatu, tapi kita mengabaikan hal tersebut sehingga perjalanan menjadi jauh lebih menyakitkan. Kitalah satu-satunya pribadi yang bisa menghentikan setiap akar pahit yang ada dalam hidup, dan kita pula lah yang harus menentukan pilihan untuk menghapuskan akar pahit untuk menghilangkan akar pahit adalah untuk berserah kepada Tuhan dan memintaNya menjadi hakim atas kita. Saat Tuhan mengambil peranNya, damai sejahtera akan turun bagi kita. Beban kepahitan yang berat dan membuat kita marah, benci akan diangkat Tuhan, dan hanya Tuhan yang bisa melakukan hal ini. Langkah selanjutnya adalah dengan bersyukur atas segala hal baik yang terjadi dalam kehidupan kita. Dengan menempatkan fokus pada setiap hal positif, kita akan menemukan kebaikan Tuhan yang telah tercurah atas kita. Ingatlah kalau kepahitan adalah sebuah pilihan, kita harus belajar menolaknya dan memilih damai sejahtera dan kelegaan. Terakhir, nikmatilah kebersamaan dengan Tuhan dan orang-orang yang ada disekitar kita. Tidak ada hal lain yang menarik perhatian selain mereka yang siap untuk kita kasihi dan mengasihi kita. Sumber thoughtco Halaman 1

Manusiayang mau mencapai cta-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada yang tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang akan dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampunnya sendiri.
Dari Kehidupan Howard W. Hunter Salah seorang teman sejawat Presiden Howard W. Hunter dalam Kuorum Dua Belas Rasul menggambarkan dia sebagai seorang yang “memiliki kesabaran luar biasa yang datang dari kedamaian batiniah yang besar.”1 Presiden Hunter sering berbicara tentang kedamaian batin, mengajarkan bahwa seseorang dapat menerimanya hanya dengan berpaling kepada Allah—dengan memercayai-Nya, menjalankan iman, dan berusaha melakukan kehendak-Nya. Kedamaian seperti itu menolong mendukung dia melalui banyak masa yang sulit. Pada akhir tahun 1975 seorang dokter merekomendasikan operasi otak untuk istri Presiden Hunter, Claire. Presiden Hunter bergumul mengenai apakah operasi tersebut merupakan yang terbaik bagi Claire, karena itu akan melemahkan tubuhnya yang rentan dan mungkin tidak akan memperbaiki kondisinya. Dia pergi ke bait suci, berunding dengan para anggota keluarga, dan segera merasakan bahwa operasi tersebut memberikan harapan terbaik untuk memberikan pertolongan bagi Claire. Menggambarkan perasaannya pada hari operasi, dia menulis “Saya bersamanya hingga ke pintu-pintu ruang operasi, memberikan kecupan kepadanya, dan dia dibawa melalui pintu-pintu itu. Sementara waktu berlalu, saya menunggu dan bertanya-tanya .… Tiba-tiba rasa cemas yang tegang berubah menjadi perasaan damai. Saya tahu bahwa keputusan yang benar telah dibuat dan bahwa doa-doa saya telah dijawab.”2 Pada tahun 1989, Presiden Hunter memiliki pengalaman lain di mana dia merasakan kedamaian di saat yang sulit. Dia berada di Yerusalem untuk mendedikasikan Pusat Yerusalem untuk Kajian Timur Dekat Universitas Brigham Young. Beberapa kelompok telah memprotes keberadaan Gereja di Yerusalem, dan sebagian orang telah mengancam dengan kekerasan. Salah seorang pembicara dalam pendedikasian tersebut adalah Penatua Boyd K. Packer dari Kuorum Dua Belas, yang belakangan menuturkan insiden ini “Sewaktu saya berbicara, ada sedikit keributan di belakang aula. Pria-pria berpakaian seragam militer telah memasuki ruangan. Mereka mengirimkan sebuah catatan kepada Presiden Hunter. Saya berpaling dan meminta petunjuk. Dia berkata, Ada ancaman bom. Apakah Anda takut?’ Saya berkata, “Tidak.’ Dia berkata, Saya juga tidak; silakan selesaikan ceramah Anda.’”3 Kebaktian pendedikasian diteruskan tanpa insiden; tidak ada bom. Dalam situasi-situasi seperti ini, Presiden Hunter percaya pada janji kedamaian ini dari Juruselamat, yang sering dia kutip “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” Yohanes 1427. GambarKristus bersama Petrus di air Kita harus “memfokuskan pandangan kita kepada Yesus” dan tidak pernah “memalingkan fokus pandangan kita dari Dia kepada siapa kita harus percaya.” Ajaran-Ajaran Howard W. Hunter 1 Yesus Kristus adalah sumber kedamaian sejati kita. Dalam meramalkan kelahiran Kristus lebih dari 700 tahun sebelum itu terjadi, Nabi Yesaya menggunakan sebutan-sebutan yang mengungkapkan kekaguman yang luar biasa .… Salah satu dari sebutan-sebutan ini yang khususnya menarik di dunia kita saat ini adalah “Raja Damai” Yesaya 96. “Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan,” dinyatakan Yesaya ayat 7. Betapa ini merupakan harapan yang menggetarkan hati bagi dunia yang sudah bosan dengan perang dan terbebani dosa!4 Kedamaian yang dirindukan dunia adalah saat dihentikannya perseteruan; tetapi manusia tidak menyadari bahwa kedamaian adalah keadaan keberadaan yang datang kepada manusia hanya dengan ketentuan dan syarat yang ditetapkan oleh Allah, dan tidak dengan cara lain. Dalam mazmur di Kitab Yesaya terdapat kata-kata ini “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.” Yesaya263. Kedamaian sempurna yang disebutkan oleh Yesaya ini datang kepada seseorang hanya melalui suatu kepercayaan kepada Allah. Ini tidak dipahami oleh dunia yang tidak percaya. Pada kesempatan terakhir ketika Yesus mengadakan perjamuan malam bersama Dua Belas, Dia membasuh kaki mereka, memecah-memecahkan roti bagi mereka, dan mengedarkan cawan kepada mereka; kemudian, setelah Yudas pergi dari tengah-tengah mereka, Guru berbicara kepada mereka berkepanjangan. Di antaranya, Dia memberi tahu tentang kematian-Nya yang akan segera datang dan tentang pusaka warisan yang Dia tinggalkan bagi mereka masing-masing. Dia tidak mengumpulkan barang, harta benda, tidak pula kekayaan. Catatan tersebut memberi tahu kita bahwa tidak ada harta milik selain pakaian yang Dia kenakan, dan pada keesokan harinya setelah penyaliban ini pun akan dibagi-bagi oleh para serdadu, yang akan mengundi untuk jubah-Nya. Pusaka warisan-Nya diberikan kepada para murid-Nya dalam bentuk kata-kata yang sederhana namun dalam ini “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” Yohanes 1427. Dia menggunakan bentuk salam dan doa orang Yahudi “Damai Sejahtera-Ku Kuberikan Kepadamu” Ucapan salam dan pusaka warisan ini bukan untuk mereka ambil dalam arti biasa, karena Dia berfirman, “… apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.” Bukan harapan kosong, bukan sekadar upacara basa-basi, sebagaimana orang dunia menggunakan kata-kata tersebut sebagai masalah budaya; tetapi sebagai pemrakarsa dan Raja Damai, Dia memberikannya kepada mereka. Dia melimpahkannya kepada mereka dan berfirman, “Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” Dalam beberapa jam mereka akan mengalami masalah, tetapi dengan kedamaian-Nya mereka dapat mengatasi rasa takut dan tetap berdiri teguh. Pernyataan-Nya yang terakhir kepada mereka sebelum menutup doa pada malam yang mengesankan itu adalah ini “… dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” Yohanes 1633..5 2 Kita memupuk kedamaian sewaktu kita menjalankan asas-asas Injil. Hanya ada satu tangan yang membimbing di alam semesta, hanya satu terang yang benar-benar sempurna, satu mercusuar yang tidak pernah gagal bagi dunia. Terang itu adalah Yesus Kristus, terang dan hidup dunia, terang yang oleh seorang nabi Kitab Mormon gambarkan sebagai “terang yang tanpa akhir, yang tidak pernah dapat digelapkan.” Mosia 169. Sewaktu kita mencari pantai keselamatan dan kedamaian, baik kita wanita dan pria secara individu, keluarga, komunitas, ataupun bangsa, Kristus adalah satu-satunya mercusuar yang padanya kita dapat pada akhirnya bersandar. Dia adalah yang mengatakan tentang misi-Nya, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” Yohanes 146 .… Pertimbangkan, misalnya, petunjuk ini dari Kristus kepada para murid-Nya. Dia berfirman, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Matius 544. Pikirkan manfaat apa yang akan diberikan petuah ini saja terhadap lingkungan tempat tinggal Anda dan saya, di komunitas di mana Anda dan anak-anak Anda tinggal, di negara-negara yang membentuk keluarga global kita yang besar. Saya menyadari ajaran ini menimbulkan tantangan yang signifikan, tetapi pastinya ini merupakan tantangan yang lebih ramah daripada tugas-tugas menakutkan yang ditimbulkan bagi kita oleh peperangan dan kemiskinan serta rasa sakit yang terus dihadapi Ketika kita berusaha menolong mereka yang telah menyakiti kita, ketika kita berdoa bagi mereka yang telah dengan curang memanfaatkan kita, kehidupan kita dapat menjadi indah. Kita dapat memiliki kedamaian ketika kita mencapai kesatuan dengan Roh dan dengan satu sama lain sewaktu kita melayani Tuhan dan menaati Dunia tempat kita tinggal, apakah dekat rumah ataupun jauh, membutuhkan Injil Yesus Kristus. Injil menyediakan satu-satunya jalan bagi dunia mengenal kedamaian .… Kita membutuhkan dunia yang lebih damai, tumbuh dari keluarga dan lingkungan serta komunitas yang lebih damai. Untuk memperoleh dan memupuk kedamaian semacam itu, “kita haruslah mengasihi sesama, bahkan musuh-musuh kita seperti juga teman-teman kita” [Ajaran-Ajaran Presiden Gereja Joseph Smith 2007, 457] .… Kita perlu mengulurkan tangan persahabatan. Kita perlu menjadi lebih baik hati, lebih lemah lembut, lebih mengampuni, dan lebih lambat untuk Cara utama Allah bertindak adalah melalui bujukan dan kesabaran serta kepanjangsabaran, bukan melalui pemaksaan dan konfrontasi langsung. Dia bertindak melalui ajakan yang lembut dan melalui bujukan yang Tidak ada janji kedamaian kepada mereka yang menolak Allah, kepada mereka yang tidak mau menaati perintah-perintah-Nya, atau kepada mereka yang melanggar hukum-hukum-Nya. Nabi Yesaya berbicara tentang kemerosotan dan korupsi para pemimpin dan kemudian melanjutkan dalam petuah-petuahnya dengan mengatakan “Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur. Tiada damai bagi orang-orang fasik itu, firman Allahku.” Yesaya 5720–21 .… … Pengabaian terhadap Juruselamat atau kegagalan menaati perintah-perintah Allah mendatangkan kegelisahan, gejolak batin, dan perselisihan. Ini adalah kebalikan dari kedamaian. Kedamaian dapat datang kepada individu hanya melalui penyerahan diri tanpa syarat—penyerahan diri kepada-Nya yang adalah Raja Damai, yang memiliki kuasa untuk menganugerahkan Kesulitan-kesulitan dunia yang sering diungkapkan dalam berita utama surat kabar yang mengejutkan hendaknya mengingatkan kita untuk mengupayakan kedamaian yang datang dari menjalankan asas-asas sederhana Injil Kristus. Kelompok minoritas yang menyusahkan tidak akan mengganggu ketenangan jiwa kita jika kita mengasihi sesama kita dan memiliki iman pada kurban pendamaian Juruselamat dan kepastian tenang yang Dia berikan tentang kehidupan abadi. Di mana kita menemukan iman seperti itu di dunia yang bergejolak? Tuhan berfirman, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan.” Lukas 119–10.11 Tampaknya bahwa dua kebenaran kekal harus diterima oleh semua orang jika kita ingin menemukan kedamaian di dunia ini dan kehidupan kekal di dunia yang akan datang. 1 Bahwa Yesus adalah Kristus, Putra kekal sejati dari Bapa Surgawi kita, yang datang ke bumi untuk tujuan yang jelas menebus umat manusia dari dosa serta kubur, dan bahwa Dia hidup untuk membawa kita kembali ke hadirat Bapa. 2 Bahwa Joseph Smith adalah Nabi-Nya, dibangkitkan di zaman akhir ini untuk memulihkan kebenaran yang telah hilang bagi umat manusia karena pelanggaran. Jika semua orang mau menerima dan menjalankan dua kebenaran dasar ini, kedamaian akan didatangkan ke Jika Anda, Anda sendiri, melawan … godaan-godaan dan memutuskan untuk berusaha setiap hari, untuk menjalankan Hukum Panen dengan pemikiran dan kebiasaan yang bermoral serta bersih, dengan melakukan segala urusan secara lurus dan jujur, dengan integritas dan kesungguhan dalam penelaahan Anda, dengan puasa, doa, dan ibadat, Anda akan menuai panen kebebasan dan kedamaian batin serta Kehidupan yang dipenuhi dengan pelayanan yang tak mementingkan diri juga akan dipenuhi dengan kedamaian yang melampaui pemahaman .… Kedamaian ini dapat datang hanya melalui menjalankan asas-asas Injil. Asas-asas ini merupakan program dari Sang Raja Begitu banyak di dunia kita yang dimaksudkan untuk menghancurkan … kedamaian pribadi melalui dosa dan godaan yang ribuan jenisnya. Kita berdoa agar kehidupan para Orang Suci akan dijalankan selaras dengan teladan ideal yang diberikan bagi kita oleh Yesus dari Nazaret. Kita berdoa agar upaya-upaya Setan akan dikalahkan, agar kehidupan pribadi dapat menjadi damai dan tenteram, agar keluarga-keluarga dapat menjadi dekat dan peduli dengan setiap anggota, agar lingkungan dan pasak, cabang serta distrik dapat membentuk tubuh Kritus yang agung, memenuhi setiap kebutuhan, meredakan setiap nyeri, menyembuhkan setiap luka sampai seluruh dunia, seperti yang dimohonkan oleh Nefi, akan “maju terus dengan ketabahan di dalam Kristus, memiliki kecemerlangan harapan yang sempurna, dan kasih bagi Allah dan bagi semua orang .… “Saudara-saudara terkasihku,” Nefi melanjutkan, “inilah jalannya; dan tidak ada jalan lain.” 2 Nefi 3120–21.15 Gambarwanita mengurapi kaki Kristus “Kehidupan yang dipenuhi dengan pelayanan yang tak mementingkan diri juga akan dipenuhi dengan kedamaian yang melampaui pemahaman.” 3 Juruselamat dapat menolong kita menemukan kedamaian terlepas dari kekacauan di sekitar kita. Yesus tidak dikecualikan dari kesedihan dan rasa sakit serta kepedihan dan hajaran. Tidak ada lidah yang dapat mengutarakan beban tak terkatakan yang Dia tanggung, demikian juga kita tidak memiliki kebijaksanaan untuk memahami uraian Nabi Yesaya tentang Dia sebagai “seorang yang penuh kesengsaraan.” Yesaya 533. Kapal-Nya terombang-ambing dalam sebagian besar kehidupan-Nya, dan, setidaknya dari sudut pandang fana, itu karam secara parah ditepi pantai Kalvari yang berbatu. Kita diminta untuk tidak melihat kehidupan dengan sudut pandang fana; dengan sudut pandang rohani kita mengetahui sesuatu yang sangat berbeda telah terjadi di atas salib. Kedamaian berada pada bibir dan dalam hati Juruselamat terlepas betapa pun parahnya badai mengamuk. Semoga kita demikian adanya—dalam hati kita sendiri, di rumah kita sendiri, di negara-negara kita di dunia, dan bahkan dalam hajaran-hajaran yang dihadapi dari waktu ke waktu oleh Gereja. Kita hendaknya tidak berharap untuk melewati kehidupan secara individu atau secara kolektif tanpa sejumlah Seseorang mungkin hidup di lingkungan yang indah dan damai tetapi, karena pertengkaran dan perpecahan internal, berada dalam kondisi yang terus-menerus bergejolak. Sebaliknya, seseorang mungkin berada di tengah-tengah kehancuran total dan pertumpahan darah akibat perang namun memiliki ketenteraman dari kedamaian tak terucapkan. Jika kita mencari bantuan dari manusia dan cara-cara dunia, kita akan menemukan kekacauan dan kebingungan. Jika kita mau berpaling kepada Allah, kita akan menemukan kedamaian bagi jiwa yang resah. Ini diperjelas oleh firman Juruselamat “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan” Yohanes 1633; dan dalam pusaka warisan-Nya kepada Dua Belas dan kepada seluruh umat manusia, Dia berfirman, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu .…” Yohanes 1427. Kita dapat menemukan kedamaian ini sekarang di dunia yang penuh konflik hanya jika kita mau menerima karunia besar-Nya dan ajakan-Nya lebih lanjut “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” Matius 1128–29. Kedamaian ini melindungi kita dari gejolak duniawi. Pengetahuan bahwa Allah hidup, bahwa kita adalah anak-anak-Nya, dan bahwa Dia mengasihi kita menyejukkan hati yang susah. Jawaban atas pencarian itu terletak pada iman kepada Allah dan kepada Putra-Nya, Yesus Kristus. Ini akan mendatangkan kedamaian kepada kita sekarang dan dalam kekekalan Di dunia ini dengan kekacauan dan kemajuan duniawi yang sibuk, kita perlu kembali pada kesederhanaan Kristus .… Kita perlu menelaah dasar-dasar kebenaran sederhana yang diajarkan oleh Guru dan menghilangkan apa yang kontroversial. Iman kita kepada Allah harus nyata dan tidak spekulatif. Injil Yesus Kristus yang dipulihkan bisa menjadi pengaruh yang dinamis, yang mendalam, dan penerimaan sejati memberi kita pengalaman yang bermakna dan religius. Salah satu kekuatan besar agama Mormon adalah diterapkannya kepercayaan ini ke dalam pemikiran dan tingkah laku sehari-hari. Ini menggantikan kekacauan dan kebingungan dengan kedamaian dan 4 Dengan memusatkan pandangan kita kepada Yesus, kita dapat menang atas unsur-unsur yang akan menghancurkan kedamaian. Izinkan saya mengingat kembali salah satu cerita besar tentang kemenangan Kristus atas apa yang tampaknya menguji kita dan mencobai kita serta mendatangkan rasa takut ke dalam hati kita. Sewaktu para murid Kristus berangkat dalam salah satu perjalanan yang sering mereka lakukan menyeberangi Danau Galilea, malamnya gelap dan cuacanya buruk serta berbadai. Ombaknya bergejolak dan anginnya bertiup kencang, dan orang-orang yang fana dan lemah ini ketakutan. Sayangnya tiada seorang pun bersama mereka untuk menenangkan dan menyelamatkan mereka, karena Yesus telah ditinggalkan sendirian di tepi danau. Sebagaimana biasanya, Dia mengawasi mereka. Dia mengasihi mereka dan peduli kepada mereka. Di saat kecemasan mereka yang terhebat mereka menengok dan melihat dalam kegelapan sosok dengan jubah yang melambai-lambai, sedang berjalan menuju mereka di bibir danau. Mereka berteriak dengan ketakutan saat melihat pemandangan tersebut, mengira bahwa itu adalah hantu yang berjalan di atas ombak. Dan menembus badai dan kegelapan bagi mereka—sebagaimana begitu sering bagi kita, ketika, di tengah-tengah kegelapan kehidupan, laut tampak sedemikian besarnya dan perahu kita sedemikian kecilnya—datanglah suara kedamaian yang luar biasa dan meyakinkan kembali dengan pernyataan sederhana ini, “Tenanglah! Aku ini, jangan takut.” Petrus berseru, “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” Dan jawaban Kristus kepadanya adalah sama dengan kepada kita semua “Datanglah.” Petrus melompati sisi perahu dan ke dalam ombak yang bergejolak, dan sementara matanya tertuju kepada Tuhan, angin mungkin mengibaskan rambutnya dan percikan air mungkin membasahi jubahnya, tetapi semuanya baik-baik saja. Hanya ketika dengan iman yang goyah dia melepaskan pandangannya dari Guru untuk melihat gelombang yang bergejolak serta laut yang gelap di bawah dirinya, hanya ketika itu dia mulai tenggelam. Lagi, seperti sebagian besar dari kita, dia berseru, “Tuhan, tolonglah aku.” Dan Yesus pun tidak mengabaikannya. Dia mengulurkan tangan-Nya dan memegang murid yang tenggelam itu dengan hardikan lembut, “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” Kemudian aman di atas perahu kecil mereka, mereka melihat angin berhenti dan deburan ombak menjadi reda. Segera mereka berada di tempat berlindung mereka, pelabuhan yang aman, di mana semua orang berharap akan berada kelak. Awak perahu seperti juga para murid-Nya dipenuhi dengan ketakjuban yang dalam. Sebagian dari mereka memanggil Dia dengan sebutan yang saya nyatakan hari ini “Sesungguhnya Engkau Anak Allah.” Diadaptasi dari Farrar, The Life of Christ, lihat Matius 1422–33. Adalah keyakinan teguh saya bahwa jika sebagai individu, sebagai keluarga, komunitas, dan bangsa, kita dapat, seperti Petrus, memfokuskan pandangan kita kepada Yesus, kita juga dapat berjalan dengan kemenangan di atas “gelombang ketidakpercayaan yang menggunung” dan tetap “tak gentar takut di tengah meningkatnya hembusan angin keraguan.” Tetapi jika kita memalingkan fokus pandangan kita dari Dia kepada siapa kita harus percaya, sebagaimana ini begitu mudah dilakukan dan dunia begitu sangat tergoda untuk melakukannya, jika kita memandang pada kuasa dan amukan dari unsur-unsur yang menakutkan dan menghancurkan di sekitar kita alih-alih kepada Dia yang dapat menolong dan menyelamatkan kita, maka tak terelakkan lagi kita akan tenggelam dalam lautan konflik serta dukacita dan keputusasaan. Pada saat-saat seperti itu ketika kita merasakan air bah mengancam untuk menenggelamkan kita dan kedalaman air akan menelan perahu iman kita yang terombang-ambing, saya berdoa semoga kita selalu mendengarkan di tengah-tengah badai dan kegelapan tuturan manis Juruselamat dunia “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Matius 1427.19 Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran Pertanyaan Presiden Hunter mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah sumber kedamaian sejati lihat bagian 1. Pengalaman-pengalaman apa yang telah menolong Anda mengetahui kebenaran ini? Bagaimana kita dapat menerima kedamaian yang Yesus tawarkan? Bagaimana mengasihi orang lain mendatangkan kedamaian bagi kita? Lihat bagian 2. Bagaimana menjalani Injil menolong kita memperoleh kedamaian? Mengapa “penyerahan diri tanpa syarat” kepada Juruselamat perlu bagi kita untuk memperoleh kedamaian? Ulaslah kembali ajaran-ajaran Presiden Hunter di bagian 3. Bagaimana Anda pernah mengalami penggenapan janji Juruselamat untuk “memberi kelegaan kepadamu” dari beban Anda sewaktu Anda datang kepada-Nya? Pikirkan kisah Presiden Hunter tentang Petrus yang berjalan di atas air lihat bagian 4. Apa yang dapat Anda pelajari dari kisah ini tentang bagaimana menemukan kedamaian pada saat-saat yang sulit? Bagaimana Juruselamat telah menolong Anda untuk “[menguatkan] imanmu” dan “jangan takut” di masa-masa sulit? Tulisan Suci Terkait Mazmur 4611; 858; Yesaya 3217; Markus 436–40; Roma 86; Galatia 522–23; Filipi 49; Mosia 43; A&P 1923; 5923; 88125 Bantuan Pengajaran Undanglah anggota kelas untuk memilih salah satu bagian dalam bab yang ingin mereka bahas dan untuk membentuk sebuah kelompok bersama yang lainnya yang memilih bagian yang sama. Imbaulah setiap kelompok untuk membahas pertanyaan terkait pada akhir bab.
Orangyang lemah dan tidak beriman hanya cinta dan benci buta, serta prasangka yang tidak beralasan disebabkan oleh kesalahan persepsi dirinya (penyakit hati) sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. , pada akhirnya akan menjadi takabur karena kebodohannya , sehingga apa pun yang dilakukannya hanya didasarkan pada perkiraan yang tidak beralasan (Q.S
138 Kelas XII SMASMK Berikutnya, dengan pendamaian-Nya, Kristus mengajarkan agar kita hidup dalam satu tubuh yang disebut gereja. Inilah panggilan kita sebagai gereja Tuhan. Gereja diharapkan oleh Tuhannya untuk hidup dalam kesatuan. Sayangnya, gereja justru seringkali hidup dalam perpecahan. Oleh karena itulah, Kolose 315 mengingatkan kita agar terus hidup dalam satu tubuh, sehingga sebagai gereja dapat terus menjadi saksi bagi damai sejahtera Yesus Kristus. Pemahaman Diri Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut untuk mengetahui sejauh mana kamu memahami makna damai sejahtera. 1 Apakah arti “syalom” atau “damai sejahtera” dalam hidup kita? Adakah perubahan dalam pemahaman tentang damai sejahtera yang kamu miliki antara sebelum dan sesudah mempelajari bahan pelajaran ini? Apa saja perubahan yang kamu temui atau rasakan? 2 Dalam cara apakah “damai sejahtera” dapat hilang dalam hidup manusia? Apa yang terjadi apabila manusia tidak memiliki “damai sejahtera”? 3 Jika kamu mengucapkan “syalom” kepada sesamamu, tanggung jawab apakah yang ada pada pihakmu untuk memastikan bahwa teman yang kamu sapa itu benar-benar dapat merasakan “damai sejahtera” yang penuh? 4 Dalam cara apakah kamu dan teman-temanmu di kelas dapat ikut terlibat dalam menghadirkan “damai sejahtera” kepada orang-orang yang hidup di sekitar kalian? 5 Sebutkanlah kegiatan yang dilakukan oleh gerejamu untuk mengurangi rasa lapar orang-orang miskin di daerahmu. Jadikanlah “Doa Orang Lapar” yang kamu baca pada awal bahan pelajaran ini sebagai sumber inspiratif D. Penutup Mari menyanyikan lagu dari Nyanyian Kemenangan Iman, No. 1781 dapat juga dinyanyikan dengan lagu Nyanyikanlah Kidung Baru, No. 1961, ”Kuberoleh Berkat” 139 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri Doa Penutup Di bawah ini ada doa syafaat yang disusun oleh Dewan Gereja-gereja se-Dunia dalam rangka Dasawarsa Mengatasi Kekerasan, tahun 2009. Doa dari Jamaika Jagalah agar gerejamu tetap bebas, ya Tuhan, agar ia boleh menjadi saluran agar lewat dia mengalirlah keadilan dan perdamaian, integritas dan keutuhan, keselarasan dan niat baik kepada mereka yang tidak punya apa-apa dan yang putus asa, agar kiranya Kerajaan-Mu boleh datang dalam segala kepenuhannya dengan kehidupan dan sejahtera dan perdamaian, melalui Yesus Kristus Tuhan kami sumber tidak dikenal, dikirim oleh Pdt. John Carden Damai yang Padaku Damai yang padaku tak dib’rikan dunia, Tak dapat diambilnya pun. Meski susah tempuh, takutku tidaklah, Kar’na damai Tuhanku turun. Ref. Damai yang dib’ri-Nya sangat besar; Damai yang dijadikan hati gemar. Tuhan beserta aku s’panjang jalanan; Yesuslah saja kuharapkan. 135 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri • Do not drag me away with the wicked, with those who are workers of evil, who speak peace with their neighbours, while mischief is in their hearts. New Revised Standard Version • Do not take me away with the wicked and with the workers of iniquity, who speak peace to their neighbors, but evil [is] in their hearts.. New King James Version Dalam 1 Raja-raja 213 dikisahkan pula tentang Adonia yang menghadap kepada Batsyeba, ibu Salomo, dan ditanyai, “Apakah engkau datang dengan maksud damai?” Ia menjawab,“Ya, damai” Namun pada kenyataannya tidak demikian. Ia datang dengan niat jahat. 2. Kesejahteraan Kata syalom juga berarti kesejahteraan yang menyeluruh, termasuk kesehatan dan kemakmuran yang semuanya berasal dari Tuhan. Hal ini dapat kita temukan dalam 2 Raja-raja 426 ketika hamba Elisa bertanya kepada perempuan Sunem dalam cerita ini, “Selamatkah engkau, selamatkah suamimu, selamatkah anak itu?”Dalam bahasa aslinya, bahasa Ibrani, pertanyaan ini berbunyi, “Apakah engkau memiliki damai [sejahtera]?” Maksud pertanyaan ini mirip dengan menanyakan kesejahteraan orang lain seperti dalam pertanyaan, “Apa kabar?” Maksudnya tentu bukan hanya sekadar menanyakan berita tentang orang yang dimaksudkan, melainkan menanyakan keberadaan menyeluruh orang tersebut. Hal serupa diungkapkan oleh pemazmur dalam Mazmur 384 ketika ia meratap “Tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena amarah- Mu, tidak ada yang selamat pada tulang-tulangku oleh karena dosaku”. Maksud pemazmur, dosa-dosanya telah mengganggu dirinya sehingga ia tidak memiliki syalom, kedamaian, di dalam dirinya. Oleh karena itulah ia mengatakan, “tidak ada yang sehat pada dagingku”, karena syalom memang mempengaruhi kesejahteraan bahkan juga kesehatan dan kedamaian dalam diri seseorang. 3. Keamanan Dalam Hakim-hakim 1131, Yefta mengucapkan kaulnya bahwa bila ia kembali dari medan perang “dengan selamat” dengan aman, dalam syalom, maka makhluk pertama yang keluar dari pintu rumahnya untuk menemuinya akan dipersembahkannya kepada Tuhan sebagai korban bakaran. 136 Kelas XII SMASMK Dalam Yesaya 413, Tuhan berbicara tentang utusan-Nya yang akan mengalahkan lawan-lawannya. “Ia akan mengejar mereka dan dengan selamat dengan syalom ia melalui jalan yang belum pernah diinjak kakinya.” Dalam kitab yang sama, Yesaya juga melukiskan hubungan antara hidup yang benar di hadapan Allah yang akan menghasilkan keamanan dan ketenteraman. Yesaya melukiskan demikian, “Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya. Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang 32 17-18 Dalam Perjanjian Baru, Yesus mengatakan, “Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah [en eirene – bhs. Yunani]segala miliknya.” Lukas 1121 4. Keselamatan Akhirnya kata syalom juga digunakan dalam kaitan dengan “keselamatan”. Dalam Yesaya 5719 dikatakan, “Aku akan menciptakan puji- pujian. Damai, damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat - irman TUHAN - Aku akan menyembuhkan dia” Berita “damai sejahtera” yang diberitakan berkaitan erat dengan kesembuhan yang Tuhan janjikan. Keselamatan yang utuh dapat dilihat dari penggunaan kata “damai sejahtera” dalam hubungannya dengan “keadilan” Yesaya 6017 atau seperti dalam Mazmur 8511 yang menyatakan “Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman.” Hubungan antara keselamatan dan perdamaian menjadi lebih jelas lagi apabila kita melihat bagaimana Perjanjian Baru memaknai karya keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus, Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia 137 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang “jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat”, karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Efesus 2 13-18 Di sini jelas bahwa keselamatan yang diberikan oleh Tuhan Yesus bagi kita telah menciptakan juga pendamaian antara orang-orang yang dahulunya “jauh” dan saling terasing serta bermusuhan. Keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus adalah keselamatan yang utuh, yang meliputi kehidupan jasmani dan rohani, yang mencakup masa depan tetapi juga berlaku di masa kini dan sekarang juga. Uraian di atas telah menggambarkan secara lebih luas dan mendalam apa yang dimaksudkan dengan memberlakukan apa yang Allah kehendaki di dalam hidup kita seperti yang telah kita lihat dalam Kitab Ulangan dan Injil Yohanes. Kita sudah melihat bahwa damai sejahtera bukanlah sesuatu yang akan hadir secara otomatis di dalam hidup kita, melainkan harus kita upayakan dengan kerja keras dan kesungguhan. Dalam liturgi sejumlah gereja ada kalanya kita menemukan salah satu bagian ketika jemaat saling mengucapkan “salam damai” atau “damai Kristus besertamu” setelah pemberitaan pengampunan dosa. Mengapa mereka melakukan hal ini? Apakah makna yang ada di balik tindakan ini? Pemberian salam dan pengucapan “salam damai” atau “damai Kristus besertamu” adalah sebuah tindakan yang menggambarkan hasil pendamaian yang telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus Kristus bagi manusia. Setelah kita menerima berita pengampunan dan pendamaian dari Tuhan, hubungan kita dengan sesama kita pun dipulihkan kembali. Karena itulah kita saling mengucapkan “salam damai” atau “damai Kristus besertamu”. Ucapan “salam damai” atau “damai Kristus besertamu” juga mengandung doa dan pengharapan bahwa kita dan sesama orang percaya boleh ikut serta di dalam karya pendamaian yang telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus. Oleh karena itulah, dalam Kolose 315 dikatakan “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh.” Apakah arti kata-kata ini? Pertama, Kristus telah memperdamaikan kita dengan sesama. Oleh karena dosa, kita hidup dalam permusuhan dengan sesama kita. Dosa telah membuat kita hidup egois, mementingkan diri sendiri dan tidak peduli akan orang lain. 138 Kelas XII SMASMK Berikutnya, dengan pendamaian-Nya, Kristus mengajarkan agar kita hidup dalam satu tubuh yang disebut gereja. Inilah panggilan kita sebagai gereja Tuhan. Gereja diharapkan oleh Tuhannya untuk hidup dalam kesatuan. Sayangnya, gereja justru seringkali hidup dalam perpecahan. Oleh karena itulah, Kolose 315 mengingatkan kita agar terus hidup dalam satu tubuh, sehingga sebagai gereja dapat terus menjadi saksi bagi damai sejahtera Yesus Kristus. Pemahaman Diri Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut untuk mengetahui sejauh mana kamu memahami makna damai sejahtera. 1 Apakah arti “syalom” atau “damai sejahtera” dalam hidup kita? Adakah perubahan dalam pemahaman tentang damai sejahtera yang kamu miliki antara sebelum dan sesudah mempelajari bahan pelajaran ini? Apa saja perubahan yang kamu temui atau rasakan? 2 Dalam cara apakah “damai sejahtera” dapat hilang dalam hidup manusia? Apa yang terjadi apabila manusia tidak memiliki “damai sejahtera”? 3 Jika kamu mengucapkan “syalom” kepada sesamamu, tanggung jawab apakah yang ada pada pihakmu untuk memastikan bahwa teman yang kamu sapa itu benar-benar dapat merasakan “damai sejahtera” yang penuh? 4 Dalam cara apakah kamu dan teman-temanmu di kelas dapat ikut terlibat dalam menghadirkan “damai sejahtera” kepada orang-orang yang hidup di sekitar kalian? 5 Sebutkanlah kegiatan yang dilakukan oleh gerejamu untuk mengurangi rasa lapar orang-orang miskin di daerahmu. Jadikanlah “Doa Orang Lapar” yang kamu baca pada awal bahan pelajaran ini sebagai sumber inspiratif D. Penutup
Mungkinsaja dalam kehidupan manusia yang beriman terjadi maslah yang berat mungkin dapat musibah beruntunatau dilanda kekukrangan materi. Apabila suatu masyarakat terdiri dari orang-orang yang beriman maka akan terbentuk masyarakat yang aman tentram damai dan sejahtera. Sedangkan jika tidak memiliki iman dan taqwa maka remaja akan
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 223 diucapkan oleh Tuhan Yesus ketika Ia menampakkan diri-Nya ke tengah- tengah murid-murid-Nya setelah kebangkitan-Nya “Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah- tengah mereka dan berkata kepada mereka “Damai sejahtera bagi kamu” Lukas 2436Dalam ungkapan kata syalom aleikhem memang terkandung sebuah doa yaitu “kiranya damai sejahtera menyertaimu.” Sejauh ini kita sudah membahas bagaimana kata “damai sejahtera” digunakan dalam kehidupan sehari-hari orang Yahudi. Tetapi, apakah arti “damai sejahtera” itu sendiri? Alkitab menerjemahkan kata “syalom” menjadi “damai sejahtera”. Bukan semata-mata “damai” saja, meskipun kata syalom itu sendiri memang berarti “damai” atau “perdamaian”. Arti kata “syalom” memang jauh lebih luas daripada sekadar “damai” saja. Berikut ini adalah sejumlah kata dan konsep yang digunakan untuk menerjemah- kan kata “syalom”, sehingga kita dapat membayangkan kekayaan makna yang dikandungnya. a Persahabatan Syalom antara sahabat berkaitan dengan hubungan yang akrab Zakharia 613. Dalam Mazmur 283 orang diingatkan akan sahabat yang mulutnya manis, tetapi niatnya jahat“Janganlah menyeret aku bersama-sama dengan orang fasik ataupun dengan orang yang melakukan kejahatan, yang ramah dengan teman-temannya, tetapi yang hatinya penuh kejahatan.” Kata “ramah” di sini merujuk kepada ucapan yang penuh syalom. Dalam versi bahasa Inggris penggunaan kata ini menjadi lebih jelas • Do not drag me away with the wicked, with those who are workers of evil, who speak peace with their neighbours, while mischief is in their hearts. New Revised Standard Version • Do not take me away with the wicked and with the workers of iniquity, who speak peace to their neighbors, but evil [is] in their hearts.. New King James Version Dalam 1 Raja-raja 213 dikisahkan pula tentang Adonia yang menghadap kepada Batsyeba, ibu Salomo, dan ditanyai, “Apakah engkau datang dengan maksud damai?” Ia menjawab,“Ya, damai” Namun pada kenyataannya tidak demikian. Ia datang dengan niat jahat. 224 Buku Guru Kelas XII SMASMK b Kesejahteraan Kata syalom juga berarti kesejahteraan yang menyeluruh, termasuk kesehatan dan kemakmuran yang semuanya berasal dari Tuhan. Hal ini dapat kita temukan dalam 2 Raja-raja 426 ketika hamba Elisa bertanya kepada perempuan Sunem dalam cerita ini, “Selamatkah engkau, selamatkah suamimu, selamatkah anak itu?”Dalam bahasa aslinya, bahasa Ibrani, pertanyaan ini berbunyi, “Apakah engkau memiliki damai [sejahtera]?” Maksud pertanyaan ini mirip dengan menanyakan kesejahteraan orang lain seperti dalam pertanyaan, “Apa kabar?” Maksudnya tentu bukan hanya sekadar menanyakan berita tentang orang yang dimaksudkan, melainkan menanyakan keberadaan menyeluruh orang tersebut. Hal serupa diungkapkan oleh pemazmur dalam Mazmur 384 ketika ia meratap “Tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena amarah-Mu, tidak ada yang selamat pada tulang-tulangku oleh karena dosaku”.Maksud pemazmur, dosa-dosanya telah mengganggu dirinya sehingga ia tidak memiliki syalom, kedamaian, di dalam dirinya. Karena itulah ia mengatakan, “tidak ada yang sehat pada dagingku”, karena syalom memang mempengaruhi kesejahteraan bahkan juga kesehatan dan kedamaian dalam diri seseorang. c Keamanan Dalam Hakim-hakim 1131, Yeta mengucapkan kaulnya bahwa bila ia kembali dari medan perang “dengan selamat” dengan aman, dalam syalom, maka makhluk pertama yang keluar dari pintu rumahnya untuk menemuinya akan dipersembahkannya kepada Tuhan sebagai korban bakaran. Dalam Yesaya 413, Tuhan berbicara tentang utusan-Nya yang akanmenga- lahkan lawan-lawannya. “Ia akan mengejar mereka dan dengan selamat dengan syalom ia melalui jalan yang belum pernah diinjak kakinya.” Dalam kitab yang sama, Yesaya juga melukiskan hubungan antara hidup yang benar di hadapan Allah yang akan menghasilkan keamanan dan ketenteraman. Yesaya melukiskan demikian, “ Dimana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya. Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman. Yesaya 32 17-18 Dalam Perjanjian Baru, Yesus mengatakan, “Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah [en eirene – bhs. Yunani]segala miliknya.” Lukas 1121 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 225 d Keselamatan Akhirnya kata syalom juga digunakan dalam kaitan dengan “keselamatan”. Dalam Yesaya 5719 dikatakan, “Aku akan menciptakan puji-pujian. Damai, damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat - irman Tuhan - Aku akan menyembuhkan dia” Berita “damai sejahtera” yang diberitakan berkaitan erat dengan kesembuhan yang Tuhan janjikan. Keselamatan yang utuh dapat dilihat dari penggunaan kata “damai sejahtera” dalam hubungannya dengan “keadilan” Yesaya 6017 atau seperti dalam Mazmur 8511 yang menyatakan “Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman.” Hubungan antara keselamatan dan perdamaian menjadi lebih jelas lagi apabila kita melihat bagaimana Perjanjian Baru memaknai karya keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus, Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang “jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat”, karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada 2 13 – 18 Di sini jelas bahwa keselamatan yang diberikan oleh Tuhan Yesus bagi kita telah menciptakan juga pendamaian antara orang-orang yang dahulunya “jauh” dan saling terasing serta bermusuhan. Keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus adalah keselamatan yang utuh, yang meliputi kehidupan jasmani dan rohani, yang mencakup masa depan tetapi juga berlaku di masa kini dan sekarang juga. Uraian di atas telah menggambarkan secara lebih luas dan mendalam apa yang dimaksudkan dengan memberlakukan apa yang Allah kehendaki di dalam hidup kita seperti yang telah kita lihat dalam Kitab Ulangan dan Injil Yohanes. Kita sudah melihat bahwa damai sejahtera bukanlah sesuatu yang akan hadir secara otomatis di dalam hidup kita, melainkan harus kita upayakan dengan kerja keras dan kesungguhan. 226 Buku Guru Kelas XII SMASMK Dalam liturgi sejumlah gereja ada kalanya kita menemukan salah satu bagian ketika jemaat saling mengucapkan “salam damai” atau “damai Kristus besertamu” setelah pemberitaan pengampunan dosa. Mengapa mereka melakukan hal ini? Apakah makna yang ada di balik tindakan ini? Pemberian salam dan pengucapan “salam damai” atau “damai Kristus besertamu” adalah sebuah tindakan yang menggambarkan hasil pendamaian yang telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus Kristus bagi manusia. Setelah kita menerima berita pengampunan dan pendamaian dari Tuhan, hubungan kita dengan sesama kita pun dipulihkan kembali. Oleh karena itulah kita saling mengucapkan “salam damai” atau “damai Kristus besertamu”. Ucapan “salam damai” atau “damai Kristus besertamu” juga mengandung doa dan pengharapan bahwa kita dan sesama orang percaya boleh ikut serta di dalam karya pendamaian yang telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus. Oleh karena itulah, dalam Kolose 315 dikatakan “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh.” Apakah arti kata-kata ini? Pertama, Kristus telah memperdamaikan kita dengan sesama. Oleh karena dosa, kita hidup dalam permusuhan dengan sesama kita. Dosa telah membuat kita hidup egois, mementingkan diri sendiri dan tidak peduli akan orang lain. Berikutnya, dengan pendamaian-Nya, Kristus mengajarkan agar kita hidup dalam satu tubuh yang disebut gereja. Inilah panggilan kita sebagai gereja Tuhan. Gereja diharapkan oleh Tuhannya untuk hidup dalam kesatuan. Sayangnya, gereja justru seringkali hidup dalam perpecahan. Oleh sebab itulah, Kolose 315 mengingatkan agar kita terus hidup dalam satu tubuh, sehingga sebagai gereja kita dapat terus menjadi saksi bagi damai sejahtera Yesus Kristus. D. Penilaian Penilaian diberikan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik menyatakan pemahaman yang dimilikinya tentang damai sejahtera seperti yang diajarkan dalam Alkitab dan mempraktikkannya dalam hidup sehari- hari. 1. Menurut kamu apakah arti “syalom” atau “damai sejahtera” dalam hidup kita? Adakah perubahan dalam pemahaman kamu sebelum dan sesudah mempelajari bahan pelajaran ini? Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 227 2. Dalam cara apakah “damai sejahtera” dapat hilang dalam hidup manusia? Apa yang terjadi apabila manusia tidak memiliki “damai sejahtera”? 3. Apabila kamu mengucapkan “syalom” kepada sesamamu, tanggung jawab apakah yang ada pada pihakmu untuk memastikan bahwa teman yang kamu sapa itu benar-benar dapat merasakan “damai sejahtera” yang penuh? 4. Dalam cara apakah kamu dan teman-temanmu di kelas dapat ikut terlibat dalam menghadirkan “damai sejahtera” kepada orang-orang yang hidup di sekitar kalian? 5. Bandingkan kegiatan yang dilakukan oleh gerejamu itu dengan “Doa Orang Lapar” yang kamu baca pada awal bahan pelajaran ini F. Penutup Guru mengajak peserta didik untuk bersama-sama menyanyikan lagu dari Nyanyian Ke me nangan Iman, No. 1781 dapat juga dinyanyikan dengan lagu Nyanyi kanlah Kidung Baru, No. 1961, ”Kuberoleh Berkat”, dan ditutup dengan doa syafaat yang disusun oleh Dewan Gereja-gereja se-dunia dalam rangka Dasawarsa Mengatasi Kekerasan, tahun 2009. Damai yang Padaku Damai yang padaku tak dib’rikan dunia, Tak dapat diambilnya pun. Meski susah tempuh, takutku tidaklah, Kar’na damai Tuhanku turun. Ref. Damai yang dib’ri-Nya sangat besar; Damai yang dijadikan hati gemar. Tuhan beserta aku s’panjang jalanan; Yesuslah saja kuharapkan.
Dosaadalah penyebab hilangnya damai sejahtera itu. Ada satu prinsip yaitu, damai dan kebenaran tidak bisa dipisahkan, di mana ada kebenaran di situ timbul damai sejahtera (Yes. 32:17). Jika kita hidup benar, maka damai itu pasti akan mengiringi. Tetapi jika kita tidak berjalan dalam kebenaran, maka damai sejahtera itu akan hilang. 2.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. 'Tidak akan ada damai di antara negara, jika tidak ada damai di negara, tidak ada damai dalam negara jika tidak ada damai dalam orang-orangnya, tidak ada damai dalam orang-orang jika orang-orang tidak menyerahkan hidupnya ke tangan si Raja Damai'. Demikian ungkap Heyden Robinson, penulis buku Salt And Light. Benar sekali bahwa damai sejahtera yang sejati hanya dapat kita miliki di dalam Kristus Yesus. Usaha terbaik manusia untuk menggapai damai sejahtera tidak akan pernah sampai pada yang sejati jika bukan di dalam sejahtera itu adalah hak dan sekaligus tanggungjawab setiap orang yang mengikut Yesus. "Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Kolose 315." Damai sejahtera itu bermulanya di dalam hati, bukan di bagian eksternal atau interaksi dengan sesama kita. Orang yang berusaha perform damai sejahtera tanpa benar-benar dipenuhi damai itu, pasti sangat lelah. Damai sejahtera itu tidak pernah dimaksudkan untuk konsumsi pribadi pula, tujuannya adalah untuk kebutuhan hidup memang mesti menjadi seorang agen pendamaian peace maker bagi dunia ini, untuk itulah saya menerima anugerah pendamaian dari Kristus ini. Saya diperdamaikan untuk membantu orang lain mendapat damai sejati. Tugas utama saya sekarang adalah mengusahakan damai dalam diri saya benar-benar nyata dan sejati. Tidak ada tugas yang lebih mulia daripada tugas pendamaian ini, ini adalah sebuah privilege bagi saya. 1. DAMAI SEJAHTERA KITA DAPAT MELALUI DARAH KRISTUS, PENDAMAIAN MANUSIA BERDOSA DENGAN ALLAH YANG KUDUS Manusia yang hidup dalam dosa tak mungkin memiliki damai sejahtera, mereka itu sudah tertipu, mereka diperbudak Iblis, mereka terpisah dari Allah. Kita menjadi seteru bagi Allah, kita sedang memberontak padaNya. Bayangkan semua kekacauan itu, di mana letak damainya? Tidak ada, tidak mungkin. Maka Kristus datang dan membayar pemberontakan kita itu, Dia mendamaikan kita dengan Allah. Di situlah letak dari pintu kita menuju damai DAMAI SEJAHTERA HARUS DIMULAI DALAM DIRI SENDIRI, SELURUH DIRI KITA DIKENDALIKAN OLEH DAMAI ITUCara kerja damai itu adalah dengan memerintah hati dan pikiran kita, setelah kita menerima Kristus. Menerima Kristus itu tidak pernah berbentuk pasif, itu adalah sesuatu yang aktif, kita aktif memastikan damai sejahtera itu sekarang bertanggungjawab mengatur semua suasana dan keputusan hati saya tidak bekerja dari luar, tetapi dari dalam. Damai saya tidak bergantung pada apa yang sedang terjadi di sekitar saya tetapi apa yang terjadi di dalam hati saya. Saya selalu mesti ingat bahwa darah Kristus telah memperdamaikan saya dengan Allah. Damai sejahtera yang dulu hilang, sejak dosa masuk ke dalam dunia, telah dikembalikan oleh darah itu. Jadi mengapa hidup saya bisa kehilangan damai sejahtera? Jelas penyebabnya adalah bila saya kehilangan pandangan saya akan pengorbanan Kristus, Tuhanku. 3. DAMAI SEJAHTERA BUKAN UNTUK KONSUMSI/KALANGAN SENDIRI, TETAPI MODAL UNTUK HIDUP BERSAMAMeski damai itu harus bermula di internal manusia, tetapi damai itu tidak pernah dimaksudkan untuk kalangan sendiri saja. Kehendak Tuhan Yesus adalah agar kita menjadi peace maker, bukan hanya peace owneratau peace keeper. Kita menegakkan damai Tuhan dalam pekerjaan, dalam rumah tangga, dalam pergaulan dan dalam segala aspek hidup punya tanggungajawab besar atas hak yang sebesar damai sejahtera Kristus ini. Saya mesti membagikannya dan aktif memakainya dalam setiap apapun yang saya lakukan. Tetapi itu hanya akan otentik jika ternyata memang saya dipenuhi, damai itu meluber dari diri saya kepada sekitar saya. Seperti petugas teller atau security yang ramah dan hormat kepada customer, apakah itu karena mereka orang yang sabar dan rendah hati serta lemah lembut atau hanya tuntutan profesionalisme? Pastinya kalau itu tidak memenuhi dan meluber dari dalam hatinya, maka ia akan sangat kecapekan dan bosan dengan semuanya. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya
W8jx2oC. 401 55 432 377 295 27 242 81 28

apa yang terjadi apabila manusia tidak memiliki damai sejahtera